21 Februari 2017

SEPENGGAL KISAH PENDAKIAN GUNUNG MERBABU VIA GANCIK SELO


Setelah Bulan lalu sukses melakukan pendakian ke gunung Ciremai, kali ini aku melanjutkan pendakian ke Gunung Merbabu dengan ketinggian 3142 MDPL.
Ini merupakan rentang waktu pendakian paling cepet yang pernah aku alami. Biasanya aku mendaki paling tidak setahun sekali, sekarang cuma sebulan sekali. Mantap Djiwa!.
Pendakian kali ini aku ditemani oleh ketiga temanku, Hilman, Fadl dan alroy. Awalnya kami ingin naik ke gunung Lawu tapi karna ada sesuatu dan berbagai lain hal akhirnya kami mengganti pendakian ke gunung Merbabu.

Tetapi aku tidak menyesal sama sekali karna ternyata gunung Merbabu indahnya kebangetan! Kamu harus baca sampai tuntas pendakian Merbabu ku ini :).
-------------------------
Dari Bogor aku berangkat bareng Hilman menuju solo. Hilman merupakan room mate aku, jadi dari awal keberangkatan sampe pulang ke kosan dia jadi temen perjalananku, jadi aku ga terus-terusan ngebolang sendirian kayak hachi si anak sebatang kara.
Perjalanan kali ini aku naik Bus Rosalia, dimulai dari tajur Bogor dan turun di kota Solo. Awalnya mau naik kereta tapi ga jadi karna kehabisan tiket murah. 


Kami berangkat dari Bogor hari jumat sekitar pukul 13.00 siang dan sampai di Solo sekitar jam 07.00 pagi. Itu artinya kami sudah menghabiskan waktu di perjalanan sekitar 19 Jam, waw pantesan pantatku keram karna kelamaan duduk.
Sesampainya di Solo, Rosyid memberitahuku agar turun di bunderan kartasura atau tugu Kartasura, sayangnya kami kelewatan beberapa meter disebabkan bus kami tidak melewati jalan itu, alhasil kami harus naik kendaraan lain untuk balik arah.
Saat itu aku sempat bingung harus naik kendaraan yang mana, karna disepanjang jalan di kota Solo aku sama sekali tidak melihat mobil angkutan kota (angkot) seperti yang sering aku temui di Bogor.
Tetapi setelah bertanya ke tukang becak dibawah lampu merah ternyata aku bisa naik bus semacam trans Jakarta gitu, tapi ini namanya Batik Solo Trans. Wow Ternyata keren banget gaes, lebih nyaman dari angkot. Harganya juga relatif murah, jauh-dekat Rp. 4.000.
Waaah seneng rasanya bisa menghirup udara Solo yang adem semriwing. Beda sama cuaca Bogor yang belakangan ini di guyur hujan terus menerus. Tapi aku tetep cinta sama Bogor hehe.



Sesampainya di kediaman Allroy kami langsung di sambut dengan hangat. Kami langsung di suguhi sarapan pagi berupa nasi bungkus khas kota Solo.
Gila sih makanan disini murah meriah. Nasi harga 3000 banyaknya kebangetan, aku sampe ga abis. tapi Semuanya ena ena, cocok sama lidahku.
Setelah perut terisi, barulah kami melakukan packing dan menyiapkan barang-barang yang akan kami bawa ke gunung Merbabu. Sekitar jam 10 pagi barulah kami berangkat ke bascamp gunung Merbabu menggunakan sepeda motor.
O iya, Gunung Merbabu sendiri memiliki beberapa jalur yang dapat digunakan diantaranya yaitu :
  • Jalur Merbabu via Chuntel di Chuntel Magelang
  • Jalur Merbabu via Thekelan di Kopeng Salatiga
  • Jalur Merbabu via Selo di Selo Boyolali
  • Jalur Merbabu via Gancik di Selo Boyolali
  • Jalur Merbabu via Wekas di Wekas Magelang
  • Jalur Merbabu via Suwanting di Suwanting Magelang
Awalnya kami ingin melalui jalur suwanting, namun jalurnya tutup karena cuaca kurang baik seperti badai, hujan lebat dan hal-hal menyeramkan lainya hehe.
Jadi kami memilih jalur Gancik di Selo Boyolali yang merupakan jalur baru yang belum lama ini di buka. Adapun rute pendakianya kira-kira seperti gambar berikut ini.


Untuk menuju basecamp gunung Merbabu via gancik Selo, kami hanya memakan waktu sekitar satu jam. Perjalanan tidak terasa membosankan karena kami dapat menikmati tanaman padi yang hijau disepanjang perjalanan. Benar-benar menyegarkan gaes.
Setelah sampai di basecamp gunung Merbabu Gancik Selo. Kami harus melakukan simaksi atau pendaftaran terlebih dahulu yaitu dengan membayar uang masuk Rp. 11.000 perorang. Menurutku Harga segini relatif murah dibanding harga masuk gunung Ciremai yang baru aku kunjungi bulan lalu.

Setelah mendaftar, kami langsung mencari tempat untuk memarkirkan sepeda motor. Disini ada beberapa rumah warga yang dirubah menjadi tempat parkir motor. Sedangkan untuk kendaraan roda empat hanya cukup untuk 1-4 mobil saja.
Saat itu kami memarkirkan sepeda motor di basecampe pak Wandi. Hanya dengan membayar uang Rp. 5000 motor kami dapat bermalam sampai kami turun keesokan harinya.


Sekitar pukul 13.00 kamipun memulai pendakian, tentunya setelah menunaikan shalat zuhur plus ashar. Alhamdulillah cuaca hari itu bagus banget, tidak panas juga tidak hujan. Pokoknya adem banget lah kayak AC supermarket.
So, perjalananpun kami mulai dari basecamp menuju gardu pandang atau bahasa kerenya Gancik Hilltop.
Trek perjalanan menuju Gancik Hilltop sangat bagus karna sudah di diaspal. Namun, entah kenapa perjalanan pembuka ini terasa sangat menyiksa, aku berkali-kali ngos-ngosan.
Bahkan beberapa kali aku harus jalan meminggir karna ada motor yang lewat. Sempet KZL juga sih disaat aku capek-capek jalan mereka malah naik motor, huh.
Walaupun begitu aku tetap senang. Karena pemandangan muqaddimah yang ada di kaki gunung Merbabu ini sangat keren. Banyak sekali tumbuhan sayuran warga yang berwarna hijau dan tersusun rapih.




Tidak beberapa lama akhirnya kami sampai di tempat wisata Gancik hilltop. Disini kami dapat melihat megahnya gunung merapi dan pemandangan kota solo serta Boyolali dari atas gardu pandang.
Sambil mengatur pernafasan, kami juga bisa menyaksikan generasi anak alay yang sedang foto ala-ala. Saat itu banyak sekali pengunjung yang membanjiri tempat ini, habisnya gancik hilltop Instagramable banget sih. Aku juga mau foto ala-ala.


Setelah puas beristirahat di Gancik Hiltop kamipun melanjutkan perjalanan menuju pos 1 Senduran. Mulai dari sini perjalanan tidak lagi beraspal seperti perjalanan sebelumnya.
Hanya beberapa menit saja kami sudah memasuki kawasan hutan taman nasional. Disini kami melewati pepohonan pinus yang keren abis serta kawasan kayu cemoro duri yang sejuk. Bahkan beberapa hewan monyet sempat terlihat sedang gelayutan dari satu pohon ke pohon lainya.




Dari pos I kami melanjutkan perjalanan menuju Pos II Pentur. Untuk menuju pos ini kami harus melewati perjalanan yang cukup menanjak. Dikawasan ini kami tidak menemui pepohonan yang lebat seperti di pos pertama, sehingga angin pegunungan berhembus sangat kencang dan terasa dingin.
Cuaca disini juga tidak menentu, kadang cerah kadang berkabut. Tapi sepanjang pengalamanku cuacanya lebih sering berkabut, sehingga cuaca sekitar tampak sangat putih. Bahkan aku sama sekali tidak melihat celah warna biru langit.
Namun kelebihanya adalah kita sudah bisa menikmati penampakan gunung merapi yang terlihat sangat jelas dari pos II Pentur.



Saat menuju pos 3 kami harus melewati perbukitan yang disebut juga dengan bukit teletubies. Disini angin berhembus semakin kencang dan dingin. Di pos 3 juga merupakan tempat bertemunya antara jalur lama dan jalur baru.
Saat di pos III aku melihat beberapa pendaki yang sudah mendirikan tenda. Di kawasan ini memang tanahnya dominan datar sehingga cocok untuk berkemah. Namun, karna waktu belum terlalu larut kami memilih untuk melanjutkan pendakian setinggi yang kami bisa.





Dari pos III kami melanjutkan pendakian menuju sabana I. Trek yang harus kami tempuh lumayan menanjak. Treknya juga didominasi oleh bebatuan. Sehingga kami harus ekstra hati-hati dalam melangkah.
Saat itu cuaca sangat tidak jelas, sedetik hujan sedetik kemudian tidak. Bahkan beberapa temanku sampe dibuat pusing karna harus memakai dan melepas mantel berkali-kali wqwq.





Tidak beberapa lama akhirnya kami sampai di Sabana I. Disini tempatnya sangat luas seperti lapangan futsal. Sehingga banyak pendaki yang memanfaatkanya untuk mendirikan tenda. Namun, dikarenakan waktu masih menunjukkan pukul 5 sore,  kami memilih untuk melanjutkan perjalanan.
Hanya beberapa menit ternyata kami sudah sampai di Sabana II. Lokasi ini tidak berbeda jauh dengan sabana I, akan tetapi tempat ini masih lebih baik karna tidak terlalu banyak angin yang berhembus dan lokasinyapun sangat dekat dengan puncak.
So, kamipun memutuskan mendirikan tenda dan masak-masak untuk makan malam.






Selepas makan malam, shalat dan ngobrol manja, Kamipun langsung tertidur pulas. Kami harus mencharge energi kami untuk berburu sunrise esok hari. So, tepat pukul 03.00 pagi kamipun bangun dan berkemas untuk menuju puncak gunung Merbabu.
Pagi itu suhu udara terasa sangat dingin. Bahkan Jaket yang ku kenakan serasa ga mempan. Namun bagaimanapun juga aku tetap harus muncak.
Perjalanan kali ini terasa sangat berat karna aku harus berjalan berlawanan dengan angin. Bahkan gara-gara tubuhku yang kurus aku sempat terombang ambing terbawa angin, haha yakali.
Dan setelah dua jam perjuangan akhirnya kami sampai di titik tertinggi gunung merbabu yang di sebut dengan puncak Trianggulasi setinggi 3124 MDPL.
Angin puncak yang semakin kencang dan dingin sukses membuatku masuk angin. Namun, semua perjuangan itu terbayarkan setelah matahari mulai menampakkan dirinya di horizon timur. Pesona sunrise dan gumpalan awan membuatku enggan untuk berkedip.
Selain itu, kami juga dapat menyaksikan 6 sosok gunung sekaligus, yaitu gunung lawu, sumbing, sindoro, merapi, andong serta ungaran. Sumpah gaes keren banget! Kalian harus percaya!
Terimakasih merbabu, kecantikanmu tiada tara !























Tonton Video Youtubenya Untuk Melihat lebih detail keindahan Merbabu, 
Jangan lupa subscribe hehe



Foto-foto keindahan merbabu lainya akan aku uploud di Instagram. Makanya follow dulu IG aku @khairulleon

69 komentar:

  1. Cita-cita aku pengen daki gunung. Tapi di Pulau Kalimantan tidak ada gunung yang seperti di Pulau Jawa itu. Kapan ya aku bisa mendaki kesana. Gunung apa aja deh,terserah. Yang penting gunung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi di kalimantan punya hutan yang bagus dan pesona pantai yang keren abis :)
      Semoga bisa kesampean ya kang impian naik gunungnya.
      Untuk pemula naik Gunung Prau dan Papandayan sepertinya bagus :)

      Hapus
    2. Di jawa banyak sekali gunung,jawa barat ada gunung papandayan sangat disarankan bagi pemula karena dk terlalu tinggi dan track nya lumayan bersahabat,ada gunung cikuray yg sangat indah track nya luarbiasa,ada gunung gede pangrango yg punya hamparan edelwis luarbiasa luas,ada gunung ciremai yg sangat menawan,di jawa tengah dan timur gunung nya kebanyak lebih tinggi dari jawa barat,lengkap dengan keindahan nya yg sangat mempesona bikin ketagihan dan rindu nanjak lg...semoga bisa terwujud ya bang...amiin

      Hapus
  2. wih pemandangannya bikin mbah as melongo....... mbah as kapan2 gendong cu... ga kuat naik yang tinggi2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemarin ada ko mbah-mbah yang naik.
      mbah pasti kuat !

      Hapus
    2. Aku dah setengah abad lebih tp masih akrap dg merbabu, lawu, sindoro.. aku tambah melongo saat di semeru ketemu dg mereka bertiga yg usianya 65 tahun !! Ayo yg pendaki lupa usia gabung sama kami...

      Hapus
  3. Keren. Gunungnya persis kayak Fulan Fehan di NTT.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Fulan Fehan itu nama gunung ? ko kaya nama artis :)

      Hapus
  4. Balasan
    1. wah teh wahyu tiap hari lewat gunung toh ? mantap !

      Hapus
  5. Keren banget pemandangannya deh. Eh tapi kalo naik gunung kayaknya semua pemandangannya bagus juga deh. Gue gak pernah naik gunung sampe puncaknya, palingan cuma pernah ke gunung pancar, itu pun gak sampe keatas banget. Asik deh kalo ada temen yg mau diajak naik gunung :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah sam sekali-kali kamu harus coba sampai puncak ya :)
      seru loh

      Hapus
  6. Wah, benar-benar indah banget loh. Aku seumur-umur cuma sekali doang naik gunung di Desa Subaya, Bali. Tempatnya juga gak kalah indah deh sama gunung merbabu. Tapi, kayanya di ketinggiannya aja beda. Btw, Aku takut sama ketinggian :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. dulu aku juga takut ketinggian.
      tapi lama lama malah ketagihan :)

      Hapus
  7. bener-bener beda hasil fotonya
    akuh suka - aku suka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu fotonya ada yang pake HP juga keles.

      Hapus
  8. waaah suka banget sama pemandangannyaa
    kaaa ajak aku kesituuu hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku belum ada rencana mau kesana lagi,
      aku mau ke gunung yang lain aja ah wqwq

      Hapus
  9. Kangen ndaki lagiiiii!!! :(

    Uda lama gak ke gunung. Sejak kerja di weekend, jadi gak bisa ke mana-mana. Huhuhu :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada saatnya kamu akan kemana-mana teh.
      tunggu saja tanggal mainya ya ..

      Hapus
  10. Keren pemandangannya emang. Dulu pernah ke Merbabu via Wekas. Pemandangannya juga enggak kalah bagus. Foto-fotonya juga keren. Semoga tetap semangat mendaki, dengan terus menerapkan diri agar cinta alam dan tidak meninggalkan sampah di gunung :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wih pernah ke Merbabu juga ternyata.
      Salam lestarsi ya, mari kita sama sama jaga lingkungan dengan tidak meninggalkan sampah di gunung :)

      Hapus
  11. Ini bagian anak saya kang, dia hobi naik gunung, saya mah nggak deh, udah aki-aki....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya buah jatuh tidak jauh dari pohonya.
      pasti dulunya kang Maman suka naik gunung ya jadi anaknya ikut-ikutan ehek

      Hapus
    2. Iya sih, tapi bukan dalam rangka pendakian, melainkan ikut orang tua nyangkul di sawah, hahaha...

      Hapus
    3. tapi sawahnya di atas gunung kan man ? *kekeuh

      Hapus
  12. wahh.....keren bener sedikit tercengang karena nasi uduk disana 3 ribu sudah banyak, klo disini 5 ribuan baru kenyang itu aja harus nyaari tempat yang bagus........huhuhuhu T_T

    baru kali ini aku ngeliat pemandangan tebing yang bagus, klo aku naik tebing miring aja nggk berani.

    btw........gunung apa lagi yg akan kk daki lagi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama can.
      ditempat aku makanan berat dimulai dari 5 ribuan.
      kalo 3 ribu cuma dapet nasinya aja :) *menu akhir bulan

      insyaAllah next au mau ke Gunung Slamet :D

      Hapus
  13. Sebenernya bisa bisa aja mendaki tanpa excercise terlebih dahulu.
    tapi akan lebih baik kalo melakukan olahraga rutin sebelumnya.
    karna aku pernah ngerasain gimana bedanya mendaki tanpa pemanasan.
    minimal lari or jogging seminggu sebelum pendakian teh, Pasti kebantu banget pas nanjat.
    Walaupun ngos ngosan tapi ga bakal bikin terlalu capek.

    untuk nafas pendek memang sulit naik gunung tapi bukan berarti ga bisa.
    teteh bisa mendaki tapi jalanya pelan-pelan aja, munngkin beberapa meter teteh bakal banyak berenti.
    tapi resikonya bakal lama banget nyampe puncak muehe.

    Btw sudah aku follow back! :)

    BalasHapus
  14. Ini gunung keberapa yang udah didaki Bang Le? Katanya, sekali mendaki gunung bisa ketagihan gitu ya? Kalo bener, kayaknya itu cuma aku deh soalnya sekali naik gunung, habis itu kapok hahaha ngga terbiasa sama medan berat dan... nggak mandinya itu heu /malah-curhat.

    Pemandangannya bagus dan cantik2 bangeeeeeet. Jago nih ambil fotonya biarpun sambil sibuk2 jalan nanjak dan ngos2an. Itu kenapa disebut Bukit Teletubies? Aku ngga merasa berbukit2 gitu deh kaya yang di teletubbies. Hahahaha.

    Btw, mind to followback my blog, ngga? Hehehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini Gunung ke 7 aku.
      Iya bener gunung itu memang bikin candu wekaweka

      Beberapa gunung memang banyak yang punya nama unik.
      selain bukit teletubies ada juga namanya jembatan wakwaw atau akar cinta dan berbagai nama gila lainya

      hey sudah aku followback ya :)

      Hapus
  15. Mie sama pilus. Hahaha.. aku jadi pengen.
    Aku suka foto-foto kamu. Indah banget pemandangan Gunung Merbabu. Banyak juga yang kemah-kemahan di situ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebetulnya di gunung ga baek teh makan Mie.
      tapi emang cuma itu makanan yang gampang di bawa wqwq

      Hapus
  16. Iya, menurut teman-teman saya yang udah pernah ke sana, mereka semua berpendapat bahwa Gunung Merbabu memang keren. Selain itu, setelah membaca dan melihat foto-foto pemandangan tentang Merbabu di blog ini, saya jadi semakin ingin ke sana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayuk atuh kang Agung di realisasikan keinginanya :)

      Hapus
  17. Kereeen...foto-fotonya ciamik...bagaikan negri di atas awan...

    BalasHapus
  18. Subhanallah yaa.
    Setiap kali saya mau ikut daki pasti aja ada halangannya huhu. Btw salam kenal hehe 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. halanganya apa aja itu teh.
      moga lain kali ga ada yang halang-halangi ya teh :)

      Hapus
  19. Wah skarng frekuensi naik gunungnya mulai sering ya rul.
    Smoga lo lain kali bisa naik gunung everest haha..

    Tracknya gak terlalu sulit yah rul. Enak ada sabananya gitu. Ngiri lah bisa gue haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul pokoknya minimal sebulan sekali harus nanjak :)

      Hapus
  20. Mantap jiwa! Pendaki gunung sejati. Walaupun jauh tetep dijabanin. Aku aja yang deket belum pernah. Padahal udah lama pengin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga ada gunung deket banget nih tapi ga pernah di taiki,
      ga tau kenapa nafsunya sama yang jauh jauh muehehe

      Hapus
  21. Wuuuù liat foto foto yang dibidik pake kamera baguss begitu bikin mupeng bangett..merbabu kan deket sama rumah gue di Ambarawa hehehe jdi ga perlu naik bis 19 jam klo dri rumah gue. #gaknanya
    Tapi untuk bsa menyaksikan keindahan yg kebangetan itu perjuangannya hrus luarrr byasa ya..kayaknyabgue jga ga mungkin naik gunung lagi..gue lemah. Huhuhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah kalo lemah bukan alasan ga bisa naik gunung teh wqwq

      Hapus
  22. Foto2nya, masyaAllah... bikin pengen aja.
    jangankan merbabu yang jau, lha wong gunung slamet yang deket aja aku belum pernah.. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah gunung selamte yaaa ?
      aku ada rencana kesana loh bulan depan

      Hapus
  23. Wih keren view nya, emang keindahan gunung nggak pernah ada matinya, buktinya banyak banget pecinta gunung yang terus melakukan pendakian.

    Sayangi alam tanpa meninggalkan jejak ya kang, cukup memori dalam benak aja yang kita toreh untuk diceritakan pada anak cucu kelak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ga cum adisave di memori kenangan kang,
      Uploud juga di Blog.
      jadi nanti kalo lagi males ngomong sama anak cucu tinggal kasih aja link blognya hehem

      Hapus
  24. Kalau mau daki gunung gitu, butuh biaya mahal gak rul ?? dan kalau km persiapannya berapa lama rul? Pengen coba juga sih tapi masih bingung buat ngatur waktunya nih muehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo biaya naik gunungnya sih murah.
      yang mahal itu ongkosnya.
      semakin jauh letak gunung semakin mahal ongkos :(

      biasanya aku ngatur waktu tergantung keadaan gunung,
      kalo cuacanya lagi bagus ya aku langsung prepare buat mendaki,
      Pokoknya sering-sering cari indo pendakian aja di group-group onlone anak gunung biasanya rame tuh :)

      Ayo Di di realisasikan impian mendakinya :)

      Hapus
  25. Hai kak, foto dan videonya keren abis. Huhuhu, Jadi mupeng lho. Ciyus. tapai kapan naik gunungnya saya? Huhuu.
    Eh terus gimana ngatur waktunya? Perasaan baru beberapa waktu lalu ke Ciremai, ini udah di merbabu aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. MAsalah waktu aku juga bingung sih.
      Sebenernya naik gunung itu lebih sering mendadaknya.
      soalnya kali di rencanain biasanya malah ga jadi wqwq

      Hapus
  26. AAAaaakkk foto-fotonya kece, HD picture keren :)

    Wah ke Solo naik ROS IN ya? enak kan? aku jadi kangen Solo, udaranya emang semriwing beneran sih hahaaaha
    Aku belum pernah ke Merbabu, bukan tipe traveler sih. Tapi setelah lihat fotomu emang canik bener deh gunungnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya teh,
      Solo emang paling jago ngasih kenangan.
      aku jadi kangen mau main ke Solo lagi :(

      Hapus
  27. wah udah banyak pengalamannya nih ya soal pendakian.Bahkan gue aja belum pernah mendaki gunung sama sekali.Padahal kan,pemandangan dari atas itu bagus banget.

    Bener bener diatas awan ya ? wow.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengalaman belum banyak sih mas karna masih sering bergantung sama teman pendakian lainya.
      kalo aku udah bisa naik turun gunung sendirian baru deh berpengalaman

      iya iu beneran di atas awan loh asyique

      Hapus
  28. wah yang ini enak nih jaur nya, kemaren saya leewwat selo naikknya susah banget, mana pulangnya pas ujan lagi aaa sial

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kang ini lumayan enak :) Recommed banget Jalur yang ini ..

      Hapus
  29. turun nya via apa bro?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama seperti saat naik gan.
      Lagipula aku parkir motornya di Jalur gancik jadi pulangnya harus lewt situ lagi :)

      Hapus
  30. Peta sampai kelihatan jalurnya dengan jelas begitu pakai aplikasi apa bang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Google Earth kang :)

      Aku tau gambar itu juga dari salah satu blogger, tapi aku lupa link blog dia :(

      Hapus
  31. Kapasitas Air yg dibawa perorang berapa liter mas.. cukupkah untuk minum dan memasak pulang pergi kalo setiap orang bawa 3 liter air?

    BalasHapus
    Balasan
    1. CUkup kang, asal kalo minum sekedarnya aja ya jangan boros :)
      Aku sendrii kemarin bawa seorang 2 liter, karna kami orangnya jarang minum. kebanyakan ngobrol :)

      Hapus
  32. Basecamp Pak Bari
    Melayani transportasi / antar jemput dari dan menuju Basecamp Pendakian Merbabu via Selo.
    FB: Pak Bari Merbabu Selo (https://www.facebook.com/pakbari.merbabuselo)
    Instagram: @pakbarimerbabu (https://www.instagram.com/pakbarimerbabu)
    Telp/WA: 081393062419

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mantap Pak Basri.
      Infonya pasti membantu banget untuk manteman pendaki :)

      Hapus
  33. Komen dikit, puncak tertinggi merbabu itu Kentengsongo mas, bukan trianggulasi, sebelah kentengsongo ada puncak syarif juga, karena merbabu punya 3 puncak. Salam hangat dari pendaki Jogjakarta

    BalasHapus
    Balasan
    1. O iya, kemaren saya juga ke beberapa puncak merbabu.
      Saya rasa perbedaan ketinggian diantara ketiga puncaknya tidak terlalu beda jauh mas,

      Hapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search