25 Februari 2018

MENYAMBUT AWAL TAHUN DI GUNUNG SUNDA, SUKABUMI ! Ada Festival Keren di atas puncaknya.

Dipenghujung tahun 2017 kemarin, aku nekat traveling naik sepeda ke Gunung Sunda, SUkabumi. Selain ingin melihat keindahan alamnya, aku juga ingin mengikuti event 'Sundafest' atau festival kesenian yang rutin di gelar tiap tahun di atas puncaknya.

Liburan akhir tahun memang momen yang tepat untuk berlibur. Terutama ke tempat-tempat yang menggelar acara 'tahun baruan'. Walau sebenarnya aku anti merayakan tahun baru karna itu budaya thogut. Tapi karna kebetulan sedang berada di Sukabumi dan nganggur. Aku pun memutuskan untuk cabut ke gunung sunda.

GUNUNG TAPI BUKAN GUNUNG
Anyway Ini pertama kalinya aku ke Gunung Sunda. Jadi sempat kaget karna ternyata ini bukan gunung tetapi bukit, sebab ketinggianya tidak sampai 600MDPL. Pendek banget kan ?

Namun, karna warga sekitar sudah kepalang tanggung menyebutnya Gunung, jadi sampai sekarang lebih dikenal dengan Gunung Sunda bukan Bukit Sunda.

BAGAIMANA CARA KE GUNUNG SUNDA SUKABUMI ?
Gunung Sunda terletak di Desa Padaasih Cisaat Sukabumi. Kalau kamu naik kereta dari Bogor, turun saja di Stasiun Cisaat. Dari situ kamu bisa order gojek untuk mengantarkanmu sampe Gunung Sunda. Jaraknya tidak jauh ko, hanya 3 KM dari Stasiun / Alun-alun cisaat.

Sedangkan kalau kamu menggunakan kendaraan pribadi, kamu bisa mengandalkan GPS. Tapi kamu harus tetap bertanya ke warga sekitar supaya ga kesasar. Aku pun kemarin sempat nyasar gara-gara ngikutin GPS. Ternyata GPS tidak selamanya benar guys, Malah bisa menyesatkan.



BERAPA HARGA TIKET MASUK GUNUNG SUNDA ?
Kalau sudah sampai di Gunung Sunda langsung saja menuju ke loket karcis. Disini kamu harus membayar uang masuk Rp. 5000. Namun, Jika kamu ingin berkemah harus nambah lagi bayarnya, sayangnya aku lupa berapa tarifnya, kalau ada yang tahu langsung tulis aja ya di kolom komentar.

Disini juga ada mushala, WC umum dan tempat parkir yang luas, cukup untuk mobil dan motor. Namun, untuk menggunakan fasilitas ini kamu harus merogoh kocek lagi yes. Harganya standarlah, cuma Rp. 2000. Tapi kalo mushala mah gratis. Walaupun gratis tetep aja sedikit yang masuk :(.

Kemaren teh, berhubung aku datang untuk mengikuti acara festival, jadi aku bayarnya Rp. 150.000 lewat transfer bank. Mahal ya ? emang!, karna aku belinya tiket VVIP. Dengan begitu aku bisa mendapatkan berbagai fasilitas 'mewah' seperti makanan dan tenda untuk bermalam.

Padahal sebenarnya kalo menyewa atau membawa tenda sendiri budgetnya bisa lebih murah loh. Tapi karna aku tidak kepikiran kesitu jadi ya sudah lah, mungkin dengan begini aku bisa lebih khusyuk mengikuti rangkaian festival walau harus merogoh kocek yang lebih mahal.

Nah besok-besok kalau kesini lagi akusih lebih baik bawa tenda sendiri atau menyewa langsung disalah satu warung yang ada di Gunung Sunda.

Rangkaian acara sunda fest 2017
Untuk mendaki Gunung Sunda jalurnya relatif mudah, pengunjung akan dimanjakan dengan trek tangga yang sudah di aspal. Jadi, tidak perlu waktu lama untuk mendaki gunung ini, hanya 15 menit saja kamu sudah sampai diatas puncaknya.

Selama perjalanan kamu akan melewati beragam papan nama. Tidak seperti papan nama pada umumnya, papan ini justru berisi quote-quote nyeleneh yang bisa membuat siapapun ngakak guling-guling saat membacanya. Contohnya seperti quote berikut ini :




Untuk quotes nyeleneh lainya, kamu bisa membacanya di postinganku yang sebelumnya ya : 13 KATA MUTIARA DI GUNUNG SUNDA INI BIKIN NGAKAK GULING-GULING

Papan nama ini dipasang disepanjang jalan  menuju puncak Gunung Sunda. Jadi setiap kali pengunjung kelelahan, mereka bisa istirahat sambil membaca kata mutiara tersebut. Alhasil banyak pengunjung yang terhibur dan rasa lelah pun bisa sedikit menghilang. Asli, it works.

KEDAI SUNDA COFFE

Kedai sunda coffe
Selain papan nama unik, kita juga akan melewati kedai Sunda Coffe. Jika kamu pecinta kopi tidak ada salahnya mampir sejenak disini sambil nyeruput kopi racikan barista profesional di Gunung Sunda.

Berhubung aku bukan pencinta kopi, jadi aku langsung melanjutkan perjalanan saja. Kecuali kalau ada kedai susu, baru deh aku mampir, sebab aku lebih suka susu daripada kopi. Culun banget ya.



Setelah menaiki ratusan anak tangga akhirnya aku sampai di puncak Gunung Sunda. Disini terdapat banyak warung dan pedagang kaki lima yang menjual makanan ringan. Disalah satu warung juga ada yang menyewakan peralatan berkemah.

Untuk mencapai puncak sejati, aku masih harus berjalan sedikit lagi melewati warung-warung tersebut. Tidak butuh waktu lama akhirnya aku sampai dibagian paling atas Gunung Sunda. Kondisi puncaknya lumayan luas, bisa di pakai untuk mendirikan puluhan tenda.

Disini juga ada berbagai spot selfie ala-ala yang bisa kamu gunakan untuk menghiasi feed instagram kamu.


Pemandangan Gunung Gede Pangrango dari puncak Gunung Sunda



Puas berkeliling Gunung Sunda, aku segera mendekati salah satu panitia untuk booking tenda, kebetulan saat itu sedang turun hujan, jadi aku memutuskan untuk cepat-cepat ke masuk ke tenda untuk berteduh.


Tenda kapasitas 4 orang diisi sendirian :)
Sekitar pukul lima sore cuaca sudah mulai cerah dan acara festival pun dimulai. Pertunjukan pertama yaitu penampilan teater dari anak-anak daerah sekitar. Tidak hanya menampilkan drama edukasi, anak-anak ini juga memperagakan permainan tradisional khas sunda.

Salut banget, dijaman milenial seperti saat ini ternyata masih ada sekumpulan bocah yang melestarikan budaya daerah. Dan kalau dipikir-pikir, ini terakhir kalinya aku melihat permainan tradisional setelah bertahun-tahun tidak melihatnya. Duh jadi inget masa kecil.


Hari semakin gelap tapi pengunjung semakin ramai. Berbagai penampilan seni mulai ditampilkan. Ada pembacaan puisi, penampilan musik tradisional dan modern, nonton layar tancep, seni tari sampai debus dengan baground kerlap-kerlip lampu perkotaan yang menjadikan penampilan semakin hidup.









Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Itu artinya tahun 2017 sudah resmi berganti menjadi tahun 2018. Suara duit dibabkar alias petasan mulai terdengar dari berbagai penjuru diikuti suara heboh pengunjung yang kegirangan.

Kalo aku sendiri justru merasa sedih karna semakin tahun bertambah artinya usia ku semakin berkurang,  sedangkan diriku masih gini-gini aja. Belum banyak resolusi yang tercapai.


Acara festival sudah selesai, para pengunjung perlahan hilang, pulang kerumah masing-masing, sedangkan aku segera masuk ke tenda untuk tidur.

Dipertengahan malam saat sedang nyenyaknya tidur tiba-tiba pintu tendaku terbuka. Kupikir ada pencuri, untung saja tidak ada satu barangpun yang hilang. Namun, aku jadi tidak bisa tidur karna banyak myamuk masuk ke dalam tenda. Sumpah kesel banget.

Aku pun melakukan berbagai cara untuk mengusir nyamuk. Namun, mereka tetap tidak menghilang malah justru bertambah. Daripada kesel sendiri mending aku keluar tenda sambil nunggu sunrise.

Tidak beberapa lama matahari perlahan muncul dari ufuk timur. Pemandangan perkampungan yang diselimuti kabut terlihat semakin jelas. Gila! Ternyata moment sunsrise di Gunung Sunda keren abis. Aku sampe lupa kalau lagi kesal. Kira-kira seperti inilah pemandangannya :






Sebetulnya suasana di Gunung Sunda sudah bagus. Namun, masih banyak yang harus dibenahi. Selain itu, kurangnya kesadaran pengunjung untuk menjaga kebersihan masih minim, terlihat di setiap sudut gunung pasti ada sampah yang berserakan. Semoga pengurus Gunung Sunda bisa bisa cepat menangani permasalah ini. Yuk ah kita 'Save Gunung Sunda' #Savegunungsunda.


#SaveGunungSunda

Puas main-main di gunung sunda, aku pun segera pulang dengan hati berbunga-bunga karna sudah dapet stok foto yang bagus-bagus. 


Aku juga bikin edisi VLOG di Youtubeku loh. Di tonton ya, seru banget loh !



Sampai jumpa di trip berikutnya yak :v

34 komentar:

  1. Baru tahu soal Gunung Sunda, kirain di Selat Sunda, hihi kudet.
    Asyik ya, spot pemandangannya bagus. Resolusi fotonya juga tajam.
    Soal tenda yang terbuka, apa bisa dikunci dari dalam agar gak sembarang orang macam-macam?
    Mungkin lain kali Leon harus bekal gembok jika ke sana. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tendaku ga bisa di kunci dari dalem kak.
      Walaupun di kunci tapi maling kan pinter bisa buka resleting tanpa ninggalin jejak :)

      Hapus
  2. Wow! Indah sekali pemandangannya. Cocok banget buat traveller. Sayang aku bukan tipe orang yang suka ke gunung hehe. Foto-fotomu bagus!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu harus coba main ke gunung kak,
      Tapi kalo ketagihan jangan salahin aku ya :)

      Hapus
  3. Baru pertama kali nih denger soal Gunung Sunda. Tapi lumayan kepengen ke sana setelah liat foto-foto kamu. Btw sign system di sana kocak ya. Cuma memang sayang, dari foto-foto kamu, bisa terlihat jelas bahwa orang Indonesia masih belum ada kesadaran untuk menjaga lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya T.T

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belakangan ini emang lagi jaman banget bikin sign system yang lucu-lucu.
      Tapi kalo budaya buang sampah kayaknya ga mengenal jaman, entah kapan rakyat Indonesia bisa sadar :(

      Hapus
  4. Kayaknya seru kalo main ke sana. viewnya bikin pengin liburan ke gunung sunda. etapi paling kalo hari biasa sepi ya, nggak kayak klo ada festival. :v jadi kalo hari biasa boleh sewa tenda ga, ka? minjemnya kemana eta?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hari biasa kayaknya sih sepi, belum pernah ngecek akutu.
      Sewa tenda bisa ko, pasti ada yang jual disinimah.
      jangan minjem, tapi nyewa, Bayar !

      Hapus
    2. Yaelaah. Haha
      Iya deh bayaaarr, mang. 😛 padahal enakan minjem loh. Gratis.

      Hapus
  5. Ini masih mending perayaan tahun barunya, tahun baruku di kamar nonton GoT. Hahah. Sekali-sekali pengen coba juga kemah di gunung kayak gitu, di tempatku juga ada yang mirip-mirip lah sama Gunung Sunda, dibilang gunung padahal mah bukit. Terus tulisan-tulisan nyeleneh gitu emang lagi hits kayaknya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ga disini ga disono semua sama ya kang.
      Selama masih ngetrend pasti akan terus menjamur.

      Ayolah kang coba-coba nginep di gunung :)

      Hapus
  6. wah wah bagus banget pemandangannya. coffeeshopnya juga unique! jadi pengen kesana, kapan yaaa :((

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga jkalo ke sini mau mampir ke kedai kopinya, walaupun aku ga suka kopi,
      Tapi nyoba sekali-kali ga ada salahnya :)

      Hapus
  7. artikel yang bagus gan,bisa menambah wawasan . thanks
    kunjungan dari softkini.blogspot.co.id

    BalasHapus
  8. Such a breath taking viewwwww
    Indah bangeeet

    BalasHapus
  9. Baru tahu ada gunung sunda. Ternyata emang bukan gunung ya. Menarik kata2 di papannya. Bikin seru perjalanan ya. Dan itu kerlip2 lampu kotanya cantik sekali di malam hari!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga ga nyangka, baik siang atau malam pemandangan tetep keren, ada kerlap kerlip lampu perkotaan :)

      Hapus
  10. Oh... ternyata cuma bukit ya. Tapi memang ya kalau berbentuk bukit gini lebih enak dibentuk jadi tempat wisata, ya karena landai jadi pengunjung yang males naik gunung pun bisa menjadikan tempat ini pilihan.

    Itu kata-kata di papan kayaknya sengaja dibikin agar ngilangin kepenatan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul kang kesimpulanya ini adalah bukit.
      sebetulnya Aku ga terima kalo disebuut gunung wqwq.

      Exactly :)

      Hapus
  11. 😂 itu lucu banget spot tulisan ' Awas naik berdua,turun bertiga ' juga unij tuh si Gatotkaca main biola ...

    Aku bayanginnya pasti seru banget acara tahun baruannya ya 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan salah loh ya gatot kacanya jago banget gesek biola.
      aku sampe hanyut terbawa irama :v

      Hapus
  12. sabi sih gunung sundanya, eh bukit. tapi gunung sundanya yg kamu naikin apa yg di hadapannya itu? dan lagi. yg naik berdua turun bertiga itu bukan lucu, tapi horror!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gunung Sunda yang aku naikin ,
      kalo pemandanya sih gunung gede Pangrango.

      Hapus
  13. gue udah pernah kesini, tapi pagi-pagi. sekitar jam 9an. dan kedai kopi itu belom buka juga.
    tapi emang setuju sih, kalo jalan lagi kebelakang yang banyak ilalang itu, banyak banget sampahnya gila. udah keren-keren ada tempat keren kayak gini yang deket dengan kota eh orang-orangnya malah enggak sadar dan buang sampah seenaknya.

    wah asli fotonya keren-keren uy. jadi pengen kemping disana juga, biar bisa punya stock foto kabut-kabut gitu. hahahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayu atuh kang Fauzi balik lagi ke Gunung Sunda,
      Sekalian berkemah supaya dapet foto keceh keceh.

      Hapus
  14. Wah baru tau ada sunda festival. Terlihat sederhana tapi tujuannya lebih besar, melestarikan budaya yang hampir punah.
    Itu lebih ke serem sih ya, tulisan yang 'naik berdua turun bertiga' hiiii. Btw orang sunda juga ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap aku orang Sunda tapi ga bisa bahasa sunda, sedih ya :(

      Hapus
  15. maasyaallah, viewnya kece parah!
    ntah ya yang namanya "back to nature" itu serasa aman damai nyaman gituu.
    jauh dari hirupikuk kota yang ribut.
    dan aku belum pernah kesana, dan mata tertuju pada jangan lama-lama menjomblo -,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alam ga pernah ngebosenin buat di kunjungin.
      makanya aku jadi kecanduan traveling to nature.

      Hey, jangan salah fokus ! wqwq

      Hapus
  16. Hahaha,, malah dapat pointnya cuma naek berdua bisa turun bertiga.. ada setan kali yaa, hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dimana mana juga pasti ada setan kang haha

      Hapus
  17. Gunung sunda dulu keren ya bro. Terakhir saya kesana ada beberapa spot yang udah ditinggalkan. Semoga bisa jadi keren lagi. Anyway kapan2 berkunjung ke denajmu.com ya

    BalasHapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search