23 Januari 2017

PENDAKIAN MT. CIREMAI 3078 mdpl, GUNUNG TERTINGGI DI JAWA BARAT

Beberapa hari yang lalu aku pernah menulis resolusi tahunan tentang pendakian. Rencananya selama tahun 2017 ini aku harus mendaki gunung sebanyak yang aku bisa.
Nah, kali ini aku patut bersenang hati karna salah satu gunung yang masuk Bucket List sudah aku kunjungi beberapa hari yang lalu, yaitu Gunung Ciremai. 
Menurut wikipedia, banyak orang yang salah kaprah menyebut nama gunung yang satu ini. seharusnya di sebut ‘Ceremei’ bukan ‘Ciremai’. Tapi whatever lah, aku lebih suka nyebutnya Ciremai muehe.


Pendakian ini bermula ketika salah seorang di group chat FATAPALA mengajak untuk melakukan pendakian gunung Ciremai. Awalnya ada beberapa orang yang tertarik untuk ikut. Namun, setelah melakukan 'ritual' perdebatan yang tidak ada ujungnya, akhirnya tersisalah 3 orang yang siap untuk berangkat, yaitu aku sendiri dari Bogor,  Rivaldi dari Cirebon dan M. Rosyid dari solo.

Sebetulnya aku ingin mengajak beberapa Blogger Cirebon, tetapi karna pendakian kali ini sangat mepet jadi aku mengurungkan niat ajakan tersebut.

Secara administratif gunung ciremai berada dalam wilayah tiga kabupaten yaitu Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan. Terdapat tiga jalur pendakian yang bisa digunakan pendaki yaitu jalur apuy, jalur palutungan dan jalur linggar jati.
Nah, karna gunung ini sangat dekat dengan kediaman M. Rivaldi di Cirebon, akhirnya kami memilih rumahnya sebagai meeteng point.
So, Pada hari Selasa dipertengahan bulan Januari, aku langsung berangkat menuju Cirebon menggunakan bus Luragung dengan tarif Rp. 100.000. Btw Ini adalah pertama kalinya aku naik Bus Luragung, and you know what ? aku sangat puas dengan pelayananya.
Bukanya aku mau promosi, tapi Bus Luragung beda dengan bus yang lainya, selain tempatnya bersih bus ini juga tidak pernah ada pedagang liar dan pengamen yang bikin pusing. Pokoknya Luragung recommended banget loh gan sis !. 
Setelah 6 jam perjalanan akhirnya aku sampai di Cirebon dan minta di turunin di daerah Plumbon. Setelah itu aku memberitahu Rivaldi kalau aku sudah sampai dengan selamat sentosa. Tidak beberapa lama Rivaldi datang menjemputku menuju ke kediamannya untuk bermalam.



Keesokan paginya kami langsung packing dan berangkat menuju basecamp gunung Ciremai menggunakan sepeda motor. Hanya dengan waktu tempuh satu jam, kami langsung sampai di basecamp pendakian gunung Ciremai via Linggasana. 
O iya, selain jalur Linggasana, ada beberapa jalur lain yang bisa di lalui untuk mencapai puncak gunung Ciremai, yaitu Jalur Apuy (Majalengka), jalur Palutungan (Kuningan), atau jalur Linggarjati (Kuningan).


Sesampainya di Post Linggasana, kami langsung disambut hangat oleh bapak penjaga. Unfortunately, aku tidak sempat menanyakan siapa namanya jadi aku panggilnya ‘si Bapak’ aja ya. Intinya dia orang yang sangat ramah. Senyumnya tidak pernah hilang saat kami datang. Sepertinya budaya murah senyum sudah menjadi tradisi tersendiri untuk masyarakay Corebon.

Melalui keramahanya, Bapak Penjaga dengan senang hati menyediakan makanan ringan dan minuman teh hangat secara gratis. Jamuan tersebut semakin lengkap dengan suasana basecamp yang bagus, selain bersih dan terawat disinipun di sediakan mushala dan toilet. 
Sambil menyeruput teh manis si Bapak, kamipun melakukan registrasi terlebih dahulu, yaitu dengan mengisi data SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi), menyerahkan photocopy kartu identitas atau KTP dan membayar uang masuk Rp. 50.000 perorang.

O iya, saat itu saya sempat kaget karna tempat parkir yang lumayan luas terlihat kosong, sama sekali tidak ada kendaraan lain selain kami. And you now what ? ternyata hari itu memang hanya kami bertiga yang melakukan pendakian WOW. 
Menurut si Bapak hal ini disebabkan karna kami mendaki di hari kerja. Sedangkan gunung Ciremai biasa dibanjiri pengunjung saat hari libur nasional atau saat akhir pekan. Walaupun begitu, hal ini sama sekali tidak menyulutkan semangat kami untuk tetap muncak. 
So, berbekal doa dan peta yang telah di berikan si Bapak akhirnya kami pun memulai pendakian menuju puncak Gunung Ciremai pada pukul 10.30 pagi. Alhamdulillah saat itu cuaca sedang bagus, tidak hujan juga tidak panas.


Perjalanan dari basecamp hingga Pos II Wirabuana tergolong asik. Treknya banyak bonus dan tidak terlalu curam. Walaupun ngos-ngosan tapi tenaga kami masih full. 
Setelah berjalan beberapa meter dari Post II Wira buana, kami menemukan sumber Air yang mengalir deras melalui paralon putih. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut kamipun mengisi semua botol minum kami yang sudah kosong. Sensasi minum air gunung memang selalu berbeda, kayak ada manis-manisnya gitu.


Setelah puas minum-minum kamipun melanjutkan perjalanan menuju post selanjutnya. Saat ini gunung Ciremai memiliki 2 jalur yang bisa kalian pilih yaitu Jalur lama dan Jalur baru. 
Yang membedakan antara keduanya adalah jika kalian lewat jalur lama maka post selanjutnya yang akan kalian temui yaitu post Kondang Amis. Sedangkan kalau kalian memilih jalur baruu post selanjutnya yang akan kalian temui yaitu Post Kiara Lawang. 
Nah, berhubung kami anaknya update banget, jadi kami memilih jalur baru. Selain itu si Bapak juga berpesan untuk melewati jalur baru. Menurutnya jarak menuju puncak lewat jalur baru lebih dekat dibandingkan dengan Jalur Lama. Namun, kekuranganya adalah di Jalur Baru tidak terdapat sumber air. 
Tidak beberapa lama kamipun melanjutkan perjalanan melewati post Kiara Lawang dan beristirahat sejenak di Post berikutnya yaitu di post Kijamuju / Kisemar.



Setelah mencharge tenaga di Post Kijamuju kamipun melanjutkan perjalanan menuju post Kibima. Selama perjalanan menuju post Kibima kami harus melewati trek yang sangat menyebalkan.
Trek kali ini memiliki struktur tanah yang gembus, yaitu tanah yang jika diinjak maka ia akan mendem kedalam. Selain itu, air sisa hujan pun semakin membuat licin dan membuatku terpeleset berkali-kali. Trek kali ini sukses membuat tenagaku terbuang dengan cepat. 
Karna kelelahan kamipun memutuskan untuk beristirahat sejenanak sambil menunaikan shalat Zuhur dan ashar. Setelah hari mulai gelap kamipun mendirikan tenda dan masak mie rebus untuk makan malam.


Setelah kenyang makan malam dan ngemil ciki, akupun langsung tertidur dengan pulas. Beberapa kali aku sempat terbangun karna suara hewan liar, suara hujan yang sangat deras dan udara dingin yang menusuk tulang. 
Tidak beberapa lama suara alarm pun berbunyi. Saat itu jam menunjukkan tepat pukul 02.00 Pagi. Sesuai rencana kami harus melanjutkan perjalanan hingga puncak sebelum matahari terbit.
Berbekal senter dan jaket tebal kamipun melanjutkan perjalanan menyusuri hutan yang gelap. Untung saja setiap petunjuk jalan di gunung Ciremai terlihat sangat jelas. Sehingga kami tidak kesasar saat menyusuri jalan.
Setelah 2 jam perjalanan ternyata kami masih belum sampai ke puncak. Semakin tinggi kami mendaki rintangannya pun semakin rumit. Namun, saat itu kami cukup terhibur karna dapat melihat kerlap kerlip lampu perkotaan dari ketinggian 2.700 meter. Sumpah guys itu keren banget macam bintang di bawah langit.
Tidak beberapa lama akhirnya kami sampai di Post terakhir yaitu post Pengasinan. Disana kami mendengar sayup-sayup suara azan dari kejauhan. So, kamipun langsung mendirikan shalat shubuh.
Saat shalat aku beberapa kali mencium bau belerang yang sangat menyengat. Itu bertanda bahwa puncak gunung Ciremai sudah semakin dekat.
Dari Pangasinan menuju Summit Mt. Ciremay kami hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Namun, trek yang harus kami lewati lumayan sulit.  Bahkan di beberapa titik disediakan tali untuk membantu melewati trek.






Kami harus ekstra hati-hati dalam melangkah. Tanah yang kami pijak sangat licin dan rawan terjatuh, bahkan kemiringanya mencapai 70 derajat. Namun, pada akhirnya kami dapat mencapai puncak gunung Ciremai dengan selamat sentosa. 
Alhamdulillah, seneng banget bisa melihat view gunung ciremai. Lelahku terbayar dengan pemandangan Ciremai yang keren abis. Terimakasih ya Allah, Puji Syukur tidak henti-hentinya kuucap kepada-Mu :)













Setelah puas menikmati pesona gunung Ciremai kamipun kembali pulang dengan perasaan senang. Selain itu, kami juga di berikan sertifikat sebagai tanda keberhasilan karna sudah mencapai puncak Gunung Ciremay. Tidak lupa juga aku langsung mengabari keluarga dirumah menggunakan jaringan smartfren bahwa aku sudah turun gunung dengan selamat.

Dalma perjalanan pulang aku melihat banyak sekali tempat wisata menarik di Cirebon. Sayangnya aku tidak sempat mampir karna aku sedang kelaparan, jadi yang aku butuhkan adalah tempat makan yang menghidangkan kuliner khas Cirebon


Aku janji, suatu saat akan kembali lagi ke Cirebon. kekayaan Wisata dan Budaya Cirebon sangat sayang jika dilewatkan.

Saat itu kami mampir kesalah satu warung makan untuk mencicipi kuliner khas Cirebon, yaitu nasi Lengko. Menurutku, 

Sebetulnya aku ingin mencoba Empal Gentong khas Cirebon, tetapi saat itu kami sudah sangat lapar dan tempat makan terdekat yang kami temui hanya Nasi Lengko, jenis makanan yang satu ini memang paling banyak di jual.

Sebetulnya Nasi Lengko ini hampir mirip dengan Nasi Pecel, Bedanya nasi ini menggunakan bermacam-macam lauk sederhana seperti irisan tempe, tahu, daun bawang, toge, mentimun dan taburan bawang goreng. Namun, yang menambah citarasa Nasi Lengko adalah taburan sambal kacang yang sangat khas.




O iya, sebelum aku mengakhiri tulisan ini aku mau berpesan kepada teman-teman semua. Jika kamu naik gunung pastikan jangan hanya naik-naik saja tapi juga perhatikan lingkungan sekitar.

Jangan merusak hutan dan jangan buang sampah sembarangan. Inget Gunung itu bukan punya bapakmu, itu milik kita bersama jadi harus kita jaga kelestarianya. Nah, Kalau kalian melihat sampah berserakan digunung ada baiknya di bawa turun ya, semoga bisa jadi amal jariah :)






Seperti biasa, pendakian ke gunung Ciremai kali ini aku rangkum lewat video . Silahkan di tonton yap! jangan lupa LIKE, COMMENT dan SUBSCRIBE !



 RINCIAN BIAYA 

*Bus Bogor - Cirebon PP : 200.000
*Tiket masuk Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremay : Rp. 50.000
*Jajan : 50.000
Total Rp. 300.000

Silahkan untuk manteman yang mau berkomentar atau mau tanya-tanya aku tunggu ya ! Salam lestari !



59 komentar:

  1. itu po busnya baru ya gan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga kurang tau.
      tapi aku baru pertama kali pakai Bus itu :)

      Hapus
  2. keren keren mas
    eh tapi aku mau nanya nih...
    treknya banyak bonusnya dan tidak terlalu curam, maksudnya banyak bonusnya gimana itu :D
    dan juga, terbangun karna suara hewan liar, hewan apakah itu :D

    kalo liat dari foto dan videonya nih, pasti rasa lelah mendaki terbayarkan dengan pemandangan yang begitu indah :D
    pengen juga sih bisa berada di puncak gunung, tapi aku nya mungkin gak sanggup mendaki gunung tinggi :D
    andai saja ada pintu kemana saja
    mungkin aku minta saran mas khairul puncak gunung mana yang paling kece :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo bahasa kita (kita?) Bonus itu maksudnya banyak jalanan yang datar.
      Jadi bisa di pake buat ngaso.

      Suara hewan kayak monyet, burung hantu, sama suara aaauuum aauum gitu deh

      Hapus
    2. oh jadi gitu, lah ngaso itu apa pula mas bro :v

      anjay, aum auum kan suara kucing gede, emang bener ada
      baca baca blog mas khairul bikin aku kepengen naik gunung juga...

      Hapus
    3. ngaso means istirahat :)

      Di beberapa gunung macem macem suara dan hewanya.
      kalo guun gpangrango bisa jadi macan, kalo Papandayan kebanyakn Babi hutan.

      Ada juga suara-suara kayak kuntilanak gitu ehe :)

      Hapus
  3. Keren nih, jadi kangen muncak lagi. Seringnya aku daerah jateng, jabar malah belum pernah. Semoga bisa mendaki di daerah jabar nih.

    Ngeliatnya bikin iri.. Terjangkau juga nih ongkosnya :)

    BalasHapus
  4. Mendaki itu selalu punya cerita mas. Kapan2 coba lah ke Rinjani hehe

    BalasHapus
  5. Aku belum.pernah muncak mas, ya cuma bisa lihat poto dan baca postingan orang-orang yg udah muncak hehehe.

    Jadi ada aturannya ya harus ngisi data diri dulu ya,aku kira langsung muncak gitu aja.

    Sebenernya pengen juga bisa muncak terus menghirup udara diatas gunung, tapi fisik ini mengatakan "jangan" hmmmb.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya harus izin dulu.
      nanti kalo ada apa apa di gunung jadi bisa di evakuasi,
      kalo langsung naik namanya pendaki Ilegal.

      Hapus
    2. Weh, emang ada ya pendaki illegal, maklum aku gak tahu tentang dunia pendakian.

      Sering diajak tapi gak terealisai, hehehe

      Btw postingannya lengkap ada biaya yang harus dikeluarkan juga, jadi kalau mau mendaki bisa disiapkan biayanya.

      Hapus
    3. Wkwkw iya banyak toh pendaki Ilegal.
      dan tidak sedikit juga pendaki ilegal yang mati di gunung :(

      Semoga estimasi biayanya bisa membantu buat ngumpulin budget ya gan muehe

      Hapus
  6. Apik banget pemandangannya.
    Penggemar gunung sejati nih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha iya aku jadi kecanduan naik gunung nih :)

      Hapus
  7. kayaknya seru mas khair, aku yang belum pernah daki gunung jadi makin kepengen buat ngerasain gimana naik gunung

    BalasHapus
  8. Seru ya mas, kalau baca dan lihat tentang pendakian darah mudaku naik lagi. Tapi apa daya, aku sudah tak muda lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naik gunung kan bukan untuk darah muda saja kang :)

      Hapus
  9. Pemandangan di menit 3:53 bikin pengen mendaki deh.. huhu..
    Asik quote 4:43 nya.. Sukak.. kerenn!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaaa makasih sudah tonton ya teh Irly muehe :)

      Hapus
  10. Iya sih 300rb. Tapu itu blm termasuk perlengkapan campingnya. Iya kan.
    hhehe

    Kok itu di foto banyak orangnya bro? Bukannya kalian cuma bertiga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo perlengkapan camping kan sudah punya dari dulu ehe :)

      Foto itu diambiil pas aku mau turun keesokan harinya, eh ternyata mereka baru nanjak dan sama-sama orang Bogor :)

      Hapus
  11. Itu summitnya dari pos kibima? Berapa jam utk sampe ke puncaknya?
    Huhu belum kesampean mau naik ciremai. Etapi itu simaksi emang normal ya 50rb? Kok menurutku mahal ya?._.
    Kapan2 klo mau naik gunung share dong infonya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dari kibima sekitar 3 jam an teh ..

      iya teh simaksinya Normal segitu, aku juga kaget ko mahal ..
      Mungkin karna gunung Ciremai sudah resmi jadi tempat wisata nasional kali ya

      Hapus
  12. Halo kak leon lama kita tak jumpa.......hehe

    Aku pernah sekali mendaki tapi gk bayar :v cagar bebas gitu, lalu sampai di mata air.

    Rencana pengen ke jawa mendaki gunung hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terus sampe di mata air langsung berenang gitu ya ? ehek

      Ayuk atuh ke Jawa .. aku justru pengenya ke sumatera.

      Hapus
    2. Mata airnya cuman ada ikan dan air yg sanat jernih tapi kayaknya gk bisa diminum

      Yha....mungkin studytour nanti aku berkesempatan ke jawa

      Hapus
  13. Kereeen... Huaaa jadi kangen naik gunung. Dan naik gunung di hari kerja tuh asiiik, nggak terlalu rame dan bisa lebih menikmati keindahan alam. Baru tau kalau di Ciremai dapat sertifikat, semoga bisa ke sana. Di garut baru naik papandayan, cikurai, guntur. Emangnya Cikurai masuknya daerah cirebon yaa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sorry maksudnya Ciremai

      Hapus
    2. Aku juga dulu mikirny akalo Ciremai masuknya ke Garut,
      tapi ini di Cirebon loh ..

      Hapus
  14. mantep banget ciremai.

    BalasHapus
  15. mendaki gunung...
    bikin mupeng, tapi aku sadar diri. belum mampu nanti malah nyusahin orang lain. Hahaha.


    Itu videonya Njirrrr Keren banget. Ah jadi mupeng beraaaat. Tanggung jawab!!! :P

    Tapi itu pas foto-foto bertiga yang megang kamera siapa? ditaruh pake timer gitu ya? Trus ribet kan pasti bikin dokumentasi saat perjalanan pendakian. Duh aku magh buat nafas aja udah ngos-ngosan. ini harus tambahin video gitu... Kerja keras yang luar biasa!


    BalasHapus
    Balasan
    1. Asli teh bikin video di gunung itu capeknya setengah mati !
      Makasih ya teh sudah peka :(

      Hapus
  16. Wah, lebih tinggi Agung lagi dikit ya kak. Kemaren temen aku sempet daki kesini dia cerita katanya trekkingnya bikin dia nangis. Padahal sebelumnya dia ke rinjani.

    BalasHapus
    Balasan
    1. trek Ciremai emang paling sangar teh :(.
      kalo Rinjani wlaupun tinggi tapi treknya enak, *kayaknya sih ehek

      Hapus
    2. Hahaha aku malah lagi nabung biar nyampe rinjani kak. Lumayan soale budgetnya. Pas 2016 kemaren porter nya permalem 200rebu.. gatau taun ini. Apalagi taun ini kaaann perlu deposit 500rebu.

      Kalo ada rencana daki Agung info aku kak. Kali aku bisa gabung. Hehehe

      Hapus
    3. O iya kamu orang Bali kan ya jadi gampang kalo ke Rinjani,

      da akumah apa atuh :(

      Hapus
  17. wah GUE ORANG CIREBON rul lo mah gak bilang2 mau kecirebon gue bakal sambut lo pakek rebana tadinya haha

    btw, tahun lalu gue naik sama temen dan sempet gue buat postingan juga di blog. gue lewat Apuy, dan asyik cuy lewat apuy, rame haha dan landai haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Demi apa lo orang Cirebon ?
      ko ga bilang bilang si !

      okesip gue mau ubek-ubek tulisan lo pas lewat Apuy deng

      Hapus
  18. Keren banget video nya. Keren banget pemandangannya. Masya Allah cantik banget awan beraraknya, matahari paginya. Masya Allah indah banget ya alam IIndonesia ini. Aku selalu salut sama anak muda yang berpetualang tapi nggak lupa untuk shalat dan bersyukur. Terima kasih banyak atas hiburannya. Entah kenapa video nua ngasih aku semangat lain untuk kembali menjelajah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku tunggu penjelajahan teh akarui selanjutnya yaaaa :)

      Hapus
  19. Gilak keren banget Khairul!

    Baca kisahnya jadi pengen mendaki lagi :" meski aku tau Gunung Ciremai lebih dingin, tapi memang suhu dingin pegunungan gk bakalan terlupakan. Apalagi trecking pas subuh wkwkwk, aku juga have felt it.

    Setuju banget, air dari gunung haduhh minta ampun sejuk & segar. Tapi jujur, aku gk berani mandi deh, dingin brr.

    Thanks sharing pengalamannya Khairul, senangnya bisa tau ada blogger yg cinta Mendaki Gunung.

    Keep it up!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah kamu anak gunung juga toh, Mantap djiwa !

      Kalo mandi di gunung ya sama aku juga ndak berani toh wqwq.

      Kayaknya aku bakal jadi mountain blogge deh ini muehe

      Hapus
  20. Huwa, keren. Selama ini aku mau naik gunung belum pernah kesampaian. Pengin banget menjajal kegiatan yg menantang ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba sekali gan
      InsyaAllah ketagihan muehe

      Hapus
  21. cool... sumpah, hal yang paling gue takutkan itu salah satunya ya naik gunung. Basically karena gue paling gasuka dengan dingin. Apalagi udara dingin nya pegunungan.
    Tapi selalu ngiler kalo ngeliat temen-temen gue foto diatas gunung gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi serba salah gitu ya kang.
      Follow your heart aja kang muehe

      Hapus
  22. keren banget :D
    aku sejak naik bukit dieng gak mau naik2 lagi hahah :( parnooooo
    dan kaki sakit banget abisnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh bukit sikunir itu yaa ?
      itukan pendek :(

      Hapus
  23. Wah, nggak tau kalau ciremai seperti itu. Pengen muncak kesana juga, cuman belum ada waktu dan modalnya. haha.

    Mupeng lah xP

    BalasHapus
    Balasan
    1. waktu dan modal emang dua hal paling uregnt bang,\
      harus diperjuangkan atuh muehe

      Hapus
  24. wew...3078 mdpl, lumayan juga tuh, jadi pengen ke sana :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lumayan apa ka ?
      Lumayan cape iya wqwq

      Hapus
  25. Kapan mau muncak lagi kang, aku mau ikut.

    BalasHapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search