14 Mei 2018

SEHARI WISATA RELIGI KE VIHARA BUDDHAGAYA WATU GONG SEMARANG


Untuk memahami cerita kali ini, ada baiknya kamu membaca postinganku sebelumnya saat wisata religi di Masjid Agung Jawa Tengah Semarang.

Kota semarang memang terkenal dengan wisata religinya yang sangat banyak, beragam agama dan kepercayaan yang ada di sini membuat kota semarang memiliki banyak destinasi wisata berlatar belakang tempat ibadah, salah satunya yaitu Vihara Buddhagaya Watugong

Vihara ini berada tidak jauh dari pusat kota Semarang tepatnya di Jl. Perintis Kemerdekaan Padukpayung, Banyumanik, Semarang. Lokasinya yang berada  tepat dipinggir jalan membuatnya mudah untuk diakses.

Selama perjalanan, kami dapat melihat keseluruhan landscape kota semarang dari ketinggian. Jika cuaca sedang cerah, kita juga dapat melihat pantai. Orang-orang bilang wilayah ini disebut Semarang atas. Udaranya lebih sejuk dari pada Semarang bawah.



Jarak yang lumayan jauh membuat cacing-cacing di perutku beteriak minta makan. Beruntung kami diajak makan siang terlebih dahulu di restoran IBC alias Ikan Bakar Cianjur.  Jauh-jauh ke Semarang makannya tetep khas Cianjur haha. Untungnya enak :).





ASAL-USUL NAMA VIHARA BUDDHAGAYA WATUGONG

Sampai di Vihara Buddhagaya Watugong kami segera berhamburan keliling vihara. Kawasan ini disebut Watugong karena tepat dibagian depan vihara terdapat batu berbahan andesit yang bentuknya seperti gong.



Kompleks Vihara Buddhagaya Watugong ini memiliki beberapa bangunan suci yang cantik dan instagenik. Beberapa diantaranya yaitu :

GERBANG SANCHI

Gerbang Sanchi adalah replika gapura yang berada di depan stupa sanchi. Simbol penghormatan sebelum memasuki bangunan vihara atau stupa sebagai kediaman keluhuran guru agung sang Buddha.



PAGODA TERTINGGI DI INDONESIA.

Bangunan pertama yang menyita perhatianku adalah pagoda Avalokitesvara. Tempat suci ini memiliki ketinggian sekitar 45 m dan disebut-sebut sebagai pagoda tertinggi di Indonesia.


Di dalam pagoda ini terdapat patung dewi kuan im setinggi 5 meter serta patung Panglima We Do di sisinya. Bangunan ini terdiri dari 7 lantai berbentuk persegi delapan. Di lantai kedua hingga keenam terdapat patung Dewi Kwan Im yang menghadap ke empat penjuru mata angin. Hal Ini dimaksudkan agar sang dewi dapat memancarkan welas asih ke segala penjuru.

Sayangnya aku tidak bisa mencapai puncak Pagoda karna disini tidak ada tangga untuk mengakses puncaknya.









PATUNG BUDDHA TIDUR

Tepat di samping pagoda terdapat patung buddha tidur yang disebut Huddha Parinibbana. Patung ini menggambarkan saat wafatnya sang Buddha diantara dua pohon sala.




POHON BODDHI

Turun dari pagoda, terdapat pohon besar menyerupai beringin yang sangat rindang. Pohon ini adalah hasil cangkokan dari pohon boddhi yang sama dari bidhgaya, India. Tempat dimana siddharta gautama mencapai samyak Sambodhi (kebudhaan) pada tahun 588 sebelum masehi.

Uniknya, di setiap ranting pohon boddhi di ikatkan kain merah bertuliskan hanzi mandarin.




TUGU ASHOKA

Di dekat pihon Boddhi terdapat Tugu ashoka yang merupakan simbol tenggang rasa atau sikap toleransi, kerukunan dan saling menghormati antar agama dan kepercayaan.



DHAMMASALA

Dari sekian banyak patung buddha yang berada di vihara ini, hanya patung Buddha duduk emas yang paling berkesan. Patung ini berada di bangunan vihara Dhammasala.

Dhammaasala adalah bangunan inti atau pusat dari sebuah vihara. Dhammasala berfungsi untuk tempat puja bakti, penahbisan samanera bikhu, ruang samadi, diskusi dhamma dan sejenisnya.



Dibagian bawah Dhammasala terdapat ruang serbaguna yang digunakan untuk acara keagamaan umat buddha. Pantas saja, ruangan ini menyerupai sebuah aula yang sangat luas.

Pada dinding pagar Dhammasala terdapat ukiran relief yang menggambarkan patticassamuppada (hukum sebab musabab yang saling terkait - bergantungan). Hukum alam yang diraih semua makhluk sebelum meraih kebahagiaan tertinggi, nibbana.

HALAMAN MANDALA BOROBUDUR

Hari sudah mulai sore, kami pun segera kembali ke mobil bus untuk melanjutkan perjalanan ke kota lama Semarang.

Namun, sebelum sampai di parkiran mobil. Ternyata disini terdapat mandala candi borobudur yang hanya bisa dilihat dari ketinggian. So, kalau kamu membawa drone mungkin bisa kelihatan.



Okedeh sekian dulu cerita wisata religi di kota Semarang kali ini. Sampai jumpa dicerita berikutnya ya. Silakan tonton video vlognya dibawah ini. Jangan lupa like dan subscribe supaya kamu ga ketinggalan cerita perjalananku berikutnya ke kota Lama Semarang.

5 komentar:

  1. Pernah diajakin temen ke sini, udah di depan gerbang tapi ga jadi masuk. Hehe. Aku penasaran sama tulisan hanzi mandarinnya itu beda2 tiap kertas ya?

    BalasHapus
  2. wah, meanrik sekali tempatnya.
    sering ke semarang tapi gak pernah jalan-jalan kemana-mana, padahal ada tempat-empat keren di semarang.

    btw untung baca ini gak pas puasa. ngiler ih di foto awal haha


    simatakodok.blogspot.com

    BalasHapus
  3. Gue takjub banget pas pertama ke sini tahun 2014 (atau 2015?). Pagodanya bagus dan megah bangeeettt, kayak di Tiongkok! (maklum waktu itu masih alay banget)

    Entah karena gue yang nggak merhatiin apa gimana, tapi gue nggak liat prasasti watugong itu, hahaha. Sekarang gue tau kenapa namanya Watugong, gue kira dari nama daerahnya :D
    Kayak Bandung ya, ada atas sama bawah. Lo lebih suka di mana? #pertanyaanambigu

    BalasHapus
  4. Masih takjub bagaimana seorang Leon bisa mengambil konten blog & vlog sekaligus, sendirian pula. Keknya dirimu jarang minta difotoin orang ya?

    Baru tau kalau pagodanya gak bisa dinaikin, hehehe...

    BalasHapus
  5. Fotonya keren keren Leon😍

    BalasHapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search