10 Agustus 2017

MENGINTIP PROSES PEMBUATAN BATIK DI PADEPOKAN PESISIR PEKALONGAN


Minggu lalu saat berkunjung ke Pekalongan saya menyempatkan diri untuk mampir sejenak ke Museum Batik. Di museum tersebut banyak tersimpan beragam kreasi batik dari berbagai daerah di Indonesia seperti Banten, Kalimantan, Garut, Indramayu, Madura, Papua dan tentu saja batik Pekalongan itu sendiri.
Dari beberapa ruang yang terdapat di museum tersebut, ada satu sudut yang sangat menarik perhatian saya, yaitu ruang praktik membuat batik.
Berbekal video tutorial pembuatan batik yang saya tonton di youtube, sayapun memberanikan diri untuk mencoba membuat batik. Mulanya saya mengambil selembar kain berbentuk persegi empat, lalu saya memasukkan canting ke dalam lilin yang sudah dipanaskan dalam wajan, setelah itu barulah saya mulai melukis batik.
Dan hasilnya, ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi. Membuat batik tidak semudah yang saya bayangkan. Terdapat teknik khusus dan tahapan tersendiri untuk menciptakan batik yang sempurna.
Nah, dari pengalaman inilah akhirnya saya penasaran untuk mencari tahu lebih banyak tentang batik.







Hasil batik saya ?

Bagi saya, batik tidak hanya berperan sebagai warisan budaya saja tapi juga menjadi nafas kehidupan rakyat Indonesia.
Sebagai contoh, saat adik saya dilahirkan kedunia ia langsung di bungkus dan di gendong menggunakan kain batik. Saat kakak saya menikah, ia menggunakan kain batik sebagai gaun pernikahannya, atau saat ayah saya meninggal dunia beliau diselimuti dengan batik hingga detik terakhir sebelum dimasukkan keliang lahat.
Tanpa kita sadari batik memiliki nilai yang sangat erat dengan kehidupan kita. Sehingga sudah sewajarnya bagi kita untuk mencintai dan melestarikan batik.
O iya, Beberapa hari yang lalu saya terpilih sebagai salah satu peserta Amazing Petung National Explore 2017 (APNE) yang diselenggarakan oleh PemKab Pekalongan.
Senang sekali rasanya bisa menjelajah Petungkriyono dan berkunjung ke salah satu Padepokan tempat produksi batik. Banyak sekali pengetahuan baru yang saya dapat, terutama pengetahuan tentang tata cara pembuatan batik.
Seperti yang kita tahu Pekalongan merupakan ikon batik nusantara. Siapapun yang mendengar kata Pekalongan pasti akan disandingkan dengan batik.
Masyarakat Pekalongan tidak hanya menjadikan batik sebagai mata pencaharian tapi juga sudah menjadi denyut nadi kehidupan. Sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap batik kini di beberapa wilayah di Pekalongan sudah terdapat banyak sekali tempat khusus untuk memproduksi batik, salah satunya yaitu Padepokan Batik Pesisir H Muasif.
Padepokan yang sudah dirintis sejak tahun 1999 ini berlokasi di wiradesa, Kab. Pekalongan. Hingga kini padepokan tersebut telah melahirkan ribuan karya batik yang sudah tersebar hingga mancanegara.
Bahkan baru-baru ini H Muasif menciptakan sebuah batik cantik yang diberi nama Batik Petungkriyono. Nama ini diambil dari salah satu kecamatan di Pekalongan yang merupakan tempat ekowisata yang memiliki segudang keindahan.
Terlihat di lukisan batik tersebut terdapat motif pepohonan, jalan berliku, sungai, air terjun dan berbagai element yang menggambarkan suasana alam Petungkriyono.
Batik Pekalongan memang memiliki ciri khas tersendiri, corak flora dan fauna di kombinasikan dengan warna yang terang menjadikan batik Pekalongan terkesan berbeda dibanding batik lainya. Hal inilah yang membuat batik Pekalongan memiliki banyak peminat.
Saat memasuki kawasan padepokan, saya langsung mencium aroma lilin yang merupakan bahan utama pembuatan batik. Bangunan padepokan yang berkonsep tradisional membuat saya seperti kembali ke zaman jawa kuno.
Di sepanjang jalan menuju gerbang masuk padepokan terdapat spanduk yang berisi informasi tentang sejarah batik di Indonesia. Salah satu petikan yang saya ingat saat itu adalah bahwa batik Pekalongan sudah ada sejak 18 abad yang lalu. Oleh karna itu tidak salah jika batik Pekalongan merupakan warisan nenek moyang yang patut dilestarikan.
Memasuki gerbang Padepokan Pesisir kami langsung digiring menuju gerbang Pranggok Pesisir yang merupakan tempat para pengrajin membuat batik. Terlihat disetiap sudut terdapat para pengrajin yang sedang mengerjakan tugasnya masing-masing.
Di sini saya dapat menyaksikan bagaimana para pengrajin dengan telaten membuat batik mulai dari nol sampai menjadi sehelai kain batik yang cantik.
Adapun batik yang di buat di padepokan pesisir menggunakan teknik batik tulis. Pemandu kami mengatakan bahwa batik yang dilukis dengan tangan lebih menjiwai dibanding batik yang dibuat menggunakan alat. Sehingga wajar jika harganyapun cukup mahal.
Batik sendiri memiliki beberapa teknik dalam pembuatanya, antara lain yaitu teknik printing yang merupakan teknik pembuatan batik secara modern. Teknik cap yaitu melukis batik menggunakan alat cap dan yang terakhir teknik batik tulis yang mana lukisanya digambar secra manual mengguanakan tangan sehingga penyelesaianya bisa mencpai lebih dari 2 hingga 3 bulan.



PROSES PEMBUATAN BATIK
Untuk menciptakan satu potong kain batik biasanya memerlukan waktu yang relatif lama. Pembuatanyapun tidak ditangani oleh satu orang saja, melainkan beberapa orang yang tugasnya berbeda.
Nah adapun langkah-langkah pembuatan batik adalah sebagai berikut :
1. Siapkan peralatan membatik
Beberapa peralatan batik yang harus dipersiapkan antara lain :
  • Kain yang biasa digunakan untuk membuat batik adalah kain mori, kain katun, kain paris, kain serat nanas dan kain sutra. Namun yang paling sering digunakan yaitu kain mori.
  • Canting adalah alat yang digunakan untuk menggambar dan atau menuliskan malam/lilin panas di atas kain sesuai dengan gambar sketsa.
  • Gawangan yaitu alat yang digunakan untuk menempatkan atau membentangkan mori yang akan dibatik.
  • Wajan yaitu tempat yang digunakana untuk memanaskan malam.
  • lilin atau biasa disebut malam yaitu bahan yang digunakan untuk menutup bagian-bagian tertentu dari kain.
2. Nganji / Nyekuli
Sebelum kain mori dibatik, biasanya dilemaskan terlebih dahulu agar kain lebih mudah untuk di gambar. Caranya yaitu dengan merendam mori dalam air selama satu malam, kemudian dicuci selama ¼ jam dan direbus dalam air kanji atau tajin (air rebusan beras yang kadang diberi campuran daun bambu dan sedikit gamping).
3. Ngemplong
Setelah dikanji, kain lalu dikemplong, yaitu digulung kemudian diletakkan di atas papan atau tempat yang datar dan dipukuli dengan ganden (palu kayu).
Proses menganji dan mengemplong ini dilakukan agar cairan malam yang nantinya digoreskan diatas kain tidak terlalu meresap ke dalam serat tenunan. Dengan demikian malam dapat dengan mudah dihilangkan.
4. ngelngrengi dan nerusi

Setelah kain menjadi lemas, maka tahap berikutnya adalah ngengrengi dan nerusi, yaitu membuat pola pada mori dengan menggunakan malam.
Saat di Padepokan saya melihat dua pengrajin batik yang sedang membuat pola garuda di atas kain.
5. ngiseni / Ngisen-isen

Setelah pola terbentuk, tahap selanjutnya adalah ngiseni, yakni menggambar kain mengikuti pola yang sudah dibentuk dengan menggunakan canting.
Biasanya dalma menyanting didahului dengan mewarnai pola bagian luar terlebih dahulu setelah itu barulah mewarnai bagian dalam atau isinya (ngiseni).
Dalam proses membatik, pengrajin harus memperhatikan posisi duduk, Yaitu dengan meletakkan kompor/wajan di sebelah kanan. Gunanya untuk mempermudah mengambil malam.
6. Nemboki atau Mbiriki
Setelah menggambar batik menggunakan canting langkah selanjutnya yaitu nemboki atau mbiriki. Nemboki dilakukan untuk menutup bagian kain menggunakan malam yang tidak ingin terkena warna agar tetap putih.
7. Medel
Tahap selanjutnya adalah medel atau nyelup untuk memberi warna putih supaya hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Proses medel dilakukan beberapa kali agar warna putih menjadi lebih pekat.
8. Ngerok
ngerok yaitu menghilangkan lilin klowongan agar jika disoga bekasnya berwarna coklat. Alat yang digunakan untuk ngerok adalah cawuk yang terbuat dari potongan kaleng yang ditajamkan sisinya.
9. Mbironi
Setelah dikerok, kemudian dilanjutkan dengan mbironi. Dalam proses ini bagian-bagian yang ingin tetap berwarna biru dan putih ditutup malam dengan menggunakan canting khusus agar ketika disoga tidak kemasukan warna coklat.
10. Nyoga
Setelah itu, dilanjutkan dengan nyoga, yakni memberi warna coklat dengan ramuan kulit kayu soga, tingi, tegeran dan lain-lain. Untuk memperoleh warna coklat yang matang atau tua, kain dicelup dalam bak berisi ramuan soga, kemudian ditiriskan. Proses nyoga dilakukan berkali-kali dan kadang memakan waktu sampai beberapa hari. Namun, apabila menggunakan zat pewarna kimia, proses nyoga cukup dilakukan sehari saja.
11. Nglorot

Proses selanjutnya yang merupakan tahap akhir adalah nglorot, yaitu membersihkan malam. Caranya, kain mori tersebut dimasukkan ke dalam air mendidih yang telah diberi air kanji supaya malam tidak menempel kembali. Setelah malam luntur, kain mori yang telah dibatik tersebut kemudian dicuci dan diangin-anginkan supaya kering.

Hal yang menarik dari proses pembuatan batik di Padepokan H Muasif adalah kejelian para pengrajinya. Jika batik telah selesai di buat maka batik masih belum bisa didistribusikan tetapi masih dilakukan tahap akhir yaitu proses pengkoreksian.
Biasanya kain batik yang di lukis menggunakan canting selalu ada bagian yang tidak diinginkan, seperti kesalahan gambar atau warna. Sehingga kain batik harus diperbaiki sekecil apapun kesalahanya.
Adapun bagian gambar yang salah di tempeli dengan stiker berwarna sebagai tanda untuk mempermudah mencari kesalahan gambar. Setelah itu barulah kain batik di perbaiki lagi sampai benar-benar tidak ada cacat.
Itulah catatan perjalanan saya saat berkunjung ke rumah produksi batik di Padepokan Pesisir H Muasif di Pekalongan. Kini sayapun tahu bagaimana cara pembuatan batik.
Acara kunjungan hari itu di tutup dengan pameran batik Petungkriyono karya H Muasif yang sangat fenomenal. Berikut Video Vlog saat kunjunganku ke Padepokan Batik Pesisir di Pekalongan. Selamat menonton, semoga bermanfaat



41 komentar:

  1. Membatik memang tidak semudah yang kita bayangkan. Dulu saya sempat belajar membuat batik sederhana hanya dengan selembar kain, kelereng dan karet gelang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali mas,
      Membatik memang butuh keahlian khusus

      Hapus
  2. Wa mantep unya pengalaman ini. Sya juga pengen tapi belom kesampean, padahal kawan saya i pekalongan juga pengrajib batik.

    Saya juga paling suka batik pekalongan, rasanya lebih istimewa dibanding lainnya. Lain kali ajak2 dong, kkwkwkw say kudet ih, di rumah mulu liburan kwkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. beljaar Membatik saja gan di rumah,
      jadi liburanya ga usah jauh-jauh ke Pekalongan kwkw

      Hapus
  3. pengalaman ngebatik saya, yaitu batik toraja. gagal dan bikin bete tapi seru bro kalau sudah berhasil. yah walaupun hari itu cuman bisa buat selembar aja sih ukuran 30x30cm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Batik Toraja bagus juga loh,
      biasanya batik itu yang suka dipake anak-anak traveler gitu kan yaaa ?

      Hapus
  4. Setiap suku adat di Nusantara ternyata punya kekhasannya sendiri, termasuk karakteristika kain adatanya.

    Di Lampung ada kain Tapis. Pembuatannya menggunakan model sulam. Kalau ke Lampung, kabarin ya, siapa tahu kita bisa kopdar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waiyaaa di Lampung juga ada batiknya.
      Perbedaanya juga sangat jauh dengan batik Pekalongan.
      Nanti aku harus ke Lampung langsung buat liat batiknya :)

      Hapus
  5. itu batik buatannya dibawa pulang ngga bang? lumayan kan bisa diterusin di rumah atau di kost'an pas di bogor sana hehe.

    tak kira mbatik itu cuma, nggambar pola - kasih warna - terus di jemur i, e ternyata ada 11 langkah yang super banyak. tak heran kalau harga batik tulis mahal-mahal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. HAsil batiknya ga aku bawa pulang, kelupaan sih wkwk...

      Hapus
  6. widih belajar ngebatik, terakhir saya belajar gituan sewaktu masih SD pas mata pelajaran seni budaya. Tapi ngebatiknya pake kuas wkwkwkwk btw susah juga yak ngebatiknya jadinya macam kek coklat luber gitu.

    Batik pekalongan udah lumayan lama juga yak patut di lestarikan ini. dan batik sekeren itu dibuat dari secara manual dari tangan ?? emang betul betul keren dah, tak kirain batik-batik itu semuanya dicetak pake mesin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga dulu pernah belajar batik pake cat minyak.
      eh ternyata beda banget deh sama batik aslinya kwkw

      Hapus
  7. masyaallah, step stepnya banyak banget ya mas, kukira cuma ngegambar, ngebatik, lalu direbus dan dijemur, walah ternyata lebih banyak lagi. Jadi ngerti deh kenapa batik itu memang mahal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, tetnyata stepnya banyak sekale, aku aja ampe bingung,
      Next kalo mau beli batik ga perlu nawar2 lagi deh, harganya wajar kalo mahal :)

      Hapus
  8. Waahh... Batik lukis kayak gini harganya pasti mahal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada yang murah mas tapi batik sablon yang KW gitu kwkw

      Hapus
  9. Batiknya cantik, keren apalagi model yang paling bawah, lah salah fokus.

    BTW ak jadi kepengen nyoba buat batiknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha salah fokus.
      Maafkan aku karna pajang foto itu :)

      Hapus
  10. Semenjak masuk kerja, aku jadi suka beli kain batik, biasanya sih kalau udah beli aku jahit buat baju kantor sama kondangan. Apalagi jaman sekarang, desain batik g gitu2 doang, dan akhirnya bikin nagih buat punya koleksi batik, soalnya selalu unyu gitu kalau ngikutin desain yang lagi in.

    Wuiiih, prosesnya panjang bener deh, pantesan kalau batik mahal (apalagi yang batik tulis), bikinnya aja kayak gini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo aku jarang belu batik.
      Punya satu atau dua baju juga sudah sangat cukup wkwk.

      Hapus
  11. Saya kagum lho sama seniman batik, bener2 ekstra sabar dan teliti
    Dan ternyata ga mudah ya..apalagi saat melukis pake canting

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba. aku kira cuma gambar-gambar aja ternyata suseh :(

      Hapus
  12. Wah kayaknya lama juga gak kesini, sekarang gak hanya baca tulisannya ada videonya juga. Visualisasinya jadi lebih berasa. haha.

    Sebelum baca ini, seminggu lalu lah.. gw baru tau kalo ngebatik itu pake lilin. kirain pake tinta aja gitu haha. Makasih infonya.. mencerahkan soal pembuatan batik. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. i Dont know why,
      Bikin video itu mengasyikkan.
      JAdi hambar rasanya kalo cuma tulisan doang,
      Dalam hidupku, video juga haru wkwk

      Hapus
  13. prosesnya panjang nih juga butuh ketekunan dan ketilitian, pantas saja harga batik manual itu mahal. batik ini icon nya Indonesia banget, syukurlah pakaian batik menjadi pakaian nasional. jadinya pada acara resmi, baju-baju batik ini menjadi sering digunakan :)

    Saya punya batik, tp itu masih hasil dari mesin. sepertinya saya harus punya batik yang bikinnya manual xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyakang kamu harus punya batik tulis.
      aku aja cuma punya satu batik :)

      Hapus
  14. Bg leon. Mo nanya dong, ara uat profil SIAPA ANE? di bog bg len gimana?

    Maaf klo selama komen saya tulisannya typo. Karena keybord leptop rusak hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oeh itu buatnya di Page/laman gitu.
      nanti Link Lamanya di tempel aja ke Tab menu :)

      Hapus
  15. wih, asik banget ya. Membatik biasanya cuma bisa gue liat di buku-buku pelajaran. Belum pernah nyoba langsung. Kalau bisa coba langsung di 'rumahnya' seperti pekalongan itu pasti akan menjadi pengalaman yang seru abiss

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu harus coba sekali-kali jev membatik di Pekalongan :)

      Hapus
  16. Gila keren banget bang! Detail banget. Pasti memerlukan waktu yang lama untuk mereview dan menorehkannya kedalam kata-kata yang penuh makna. Aku juga pernah membatik waktu kelas X MA dulu, dan memang benar-benar susah, padahal polanya sedikit banget. Bahkan kelas yang dipake untuk praktek membatik pun plafonnya sampai menghitam dan kaki temanku pun ada yang kena lilin panasnya. Memang sudah sewajarnya kalau batik tulis diberikan harga yang lebih mahal.

    Batik sudah mendunia dan sangat dihargai oleh warga dunia. Tinggal kita saja lagi yang melestarikannya dan juga ikut memberikan propaganda dalam mempromosikan batik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwk aku juga bingung mau merangkai kata bagaimana lagi.
      cuma ini kata-kata yang bisa aku toreh :)

      Kuylah kita sama-sama melestarikan batik kebanggaan Indonesia.

      Hapus
  17. Aduh postingan yg bagus dan menarik sekali. Sampe speechless. Kebetulan aku jg suka batik.. mudah2an suatu saat bs belajar batik yg benar seperti dirimu

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku belejar batik yang bener tapi hasil batikku ko g bener-bener wk :v

      Hapus
  18. Batik udah jadi identitas orang Indonesia, terutama di Pekalongan. Gue udah pernah ke Pekalongan juga loh. *Sombong dikit gpp lah. Hehe

    Btw, capek juga hasil batik lo. Mayan lah. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakakak, iya aku capek banget bikin batik lama-lama jadinya malah amburadul gitu, buang-buang kain doang :(

      Hapus
  19. Wow model nya sangat cantik mas.
    Seru juga ikut ngebatik ya.

    Salam kenal mas. Jangan lupa singgah ke kidalnarsis.blogspot.co.id

    BalasHapus
  20. Makin bangga dah sama batik Indonesia khususnya batik Pekalongan, kalo diliat dari proses awal sampe akhir cukup lumayan ribet juga ya bikin batik tulis yang digambar manual pake canting, sampe-sampe kesalahan sekecil apa pun bakal dibenerin sebelum bener-bener didistibusi. ini mah bukan karya seni lagi, tapi maha karya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya aku jadi tersadarkan kalo mau beli batik jadi ga usah nawar-nawar lagi.
      ga apa apa harganya mahal, karna pembuatanya juga super ribet.
      This is masterpice

      Hapus
  21. Terimakasih infonya sangat membantu
    Salam Aqidah Jogja

    BalasHapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search